ALIRAN SENI EKPRESIONISME
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman
untuk mendistorsi kenyataan
dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya
lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada
jenis emosi kemarahan dan depresi dari pada emosi bahagia. Ekspresionisme
juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi
ataupun sensasi dari dalam yang biasanya
dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi. Ekspresionisme menjajagi jiwa dan menemukan ` Sturm und Drang' dan
pancarannya keluar merupakan
media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Dalam Ekpresionisme, emosi atau sensasi dari dalam itu di hubungkan dengan pathos , kekerasan ataupun tragedi.
Batasan yang paling khusus dan eksplisit tentang ekpresionisme ialah “ suatu
aliran dalam seni lukis abad XX yang di lahirkan di jerman dan dalam beberapa
waktu lamanya berkembang di sana.
Penganut
paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “Art is an expression of human
feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini
terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan
bahwa seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan (art is expression of
impresion). Menurut Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual
yang menghasilkan gambaran angan-angan .
Worringer
mengatakan bahwa pada karya-karya Ekpresionisme umumnya terdapat tendensi ke
arah individuasi dan fragmentasi. Pada
pribadi tidak di tumbuhkan nilai-nilai sosialnya melainkan justru di kembangkan
kesadarannya akan isolasi dan keterpisahannya ( bahwa sekalipun secara fisik
kita berkumpul dengan orang-orang lain di sekitar kita , namun secara
psikologis tiap orang adalah terpisah (Soedarso Sp,
2000:99).
Kandinsky
pada tahun 1910 mencatatkan namanya dalam sejarah, dengan eksposisinya yang
benar-benar non-figuratif, dan berbarengan dengan itu menulis suatu teori, “Uber Das Geistige in der Kunst” yang di
terbitkan dua tahun kemudian dan segera menjadi pegangan bagi kelompok maupun
penganutnya. Visi Kandinsk jelas terbaca dalam buku tersebut yaitu:
“Suatu hasil
seni terdiri dari dua unsur, yaitu unsur dalam dan unsur luar, unsur dalam
ialah emosi dalam jiwa seorang seniman , dan emosi tersebut punya kemampuan
untuk membangunkan emosi yang serupa dalam diri penonton.
Unsur dalam
ialah emosi, harus ada dalam sesuatu hasil seni. Apabila tidak maka tidak lain
hasil seni itu hanyalah sebuah kebohongan saja. Unsur dalam inilah yang justru
menentukan bbentuk dari hasil seni tersebut.”
Selanjutnya ia menyatakan bahwa bentuk dan warna adalah
bahasa yang dapat mengekpresikan emosi, tepat seperti nada-nada musik yang
langsung menyentuh hati, karena bentuk dan warna tersebut menggambarkan apa-apa
yang ada di alam ini. Akhirnya Kandisky menutup bukunya dengan suatu kesimpulan
bahwa ada tiga sumber inspirasi bagi lahirnya sebuah lukisan, yaitu :
1.
Impresi, ialah
kesan langsung dari alam yang ada di luar diri si seniman.
2.
Improvisasi, ialah
ekpresi yang spontan dan tidak di sadari dan sesuatu yang ada di dalam yang
spiritual sifatnya.
3.
Komposisi (1295),
ialah ekpresi dari perasaan di dalam yang terbentuknya dengan lambat-lambat dan
secara sadar sekalipun tetap menggunakan perasaan dan tidak rasional
(Soedarso Sp, 2000: 102-104).
CIRI-CIRI KARYA BERALIRAN EKPRESIONISME
Pengungkapan berwujud berbagai gambaran
angan- angan misalnya images warna, garis, dan kata. Mengungkapkan bagi
seseorang berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan
jasmaniah keluar. Seorang tokoh lain dari aliran ini adalah Leo Tolstoy. Ia
berpendapat: “Memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang
telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai
gerak, garis, warna, suara atau bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata,
memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang lain mengalamiperasaanyang sama,
ini adalah kegiatan seni.
BEBERAPA PERUPA EKPRESIONISME
Perupa dari abad 20
yang tergolong ekspresionis adalah:
1.
Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
Back To Home