Pengalaman
estetik dapat di gunakan untuk kegiatan produksi seni atau penciptaan seni. Pengalaman estetik bila
dilakukan sebagai dasar penciptaan karya seni, dinamai pengalaman artistik. Setiap penciptaan karya
seni, memiliki dasar pengalaman seni, tanpa pengalaman seni tak mungkin terjadi
pengalaman artistik.
Keutuhan
membuat semua unsur pengalaman menjadi suatu pengalaman yang mempunyai makna
dan kedalaman. Keutuhan
pengalaman itu terjadi lewat kegiatan menghubungkan dan merangkaikan
unsur-unsur pengalaman yang kita peroleh dari pengindraan kita atas benda seni. Inilah sebabnya sebuah
karya seni yang bermutu dapat memberikan pengalaman seni yang berbeda-beda bagi
apresiatornya.
Bekal
pengalaman seni atas pilihan benda seni yang dinamis atau statis akan
menentukan proses kreatif seniman. Dalam penciptaan karya seni terjadi proses
penciptaan yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Selama dalam proses
artistik tersebut, seniman dikendalikan oleh pengalaman estetiknya. Penciptaan
karya seni memang merupakan kerja pengungkapan diri, ekpresi diri, dalam suatu
wujud benda seni. Tetapi,
pengungkapan isi jiwa seniman secara artistik
itu tidak dilakukan sewenang-wenang tanpa kesadaran pengalaman estetik.
Pengalaman
estetik akan menentukan wujud ekpresi benda seni yang akan dihasilkan pencipta.
Seorang seniman yang kaya dan percaya pada benda seni yang memberikan
pengalaman estetik representetif (mimesis atas kenyataan hidup) akan mengontrol
ekpresi dirinya berdasarkan pengalaman seninya tersebut.
Dalam
proses penciptaan terjadi ekpresi spontan yang multi-interaksi antara berbagai
potensi jiwa manusia, yakni antara kerja pengindraannya, pemikirannya,
emosinya, dan intuisinya. Proses penciptaan yang melahirkan pengalaman artistik
lebih didominasi oleh unsur perasaan. Dalam seni, muatan emosi yang akan
disampaikan kepada penerima seni tidak dapat dibiarkan liar tanpa kendali
bentuk, tanpa diberi struktur. Suatu karya seni yang oleh senimannya yang
dibiarkan berisi muatan emosi tanpa kendali tidak akan melahirkan benda estetik
atau benda seni. Kendali pengalaman artistic dalam penciptaan karya seni adalah
pengalaman estetiknya. Dalam proses penciptaan, seorang seniman baru akan
menyatakan kerjanya selesai apabila yang diungkapkannya telah sesuai dengan
pengalaman estetiknya.
Ada
seniman yang tidak pernah puas dengan pengalaman estetiknya, pengalamn seni
yang telah diperolehnya dari benda seni
yang ada ternyata tidak memberikan ketenangan dan kepercayaan terhadap
kebenaran seni. Seniman yang demikian akan mencari kebenaran seni baru dalam
proses penciptaannya yang disebut sebagai seni eksperimental.
Pengalaman
seni yang baru dalam unsur perasaan, pemikiran, kenyataan baru bawah sadar
pengalaman manusia, cara pengindraan kenyataan secara lain adalah wujud yang
harus ditemukan lewat perjuangan dan kerja keras seniman. Pengalaman artistik
menunjukkan bahwa kerja penciptaan seni adalah kerja keras kreativitas yang
bukan main-main. Seorang
seniman itu laboratoriumnya adalah dirinya sendiri, salah-salah bereksperimen
dapat merusak laboratoriumnya (Jakob Sumardjo 2000:165-168).
Back To Home