Seni adalah segenap
kegiatan budi pikiran seseorang (seniman) yang secara mahir menciptakan sesuatu
karya sebagai pengungkapan perasaan manusia. Hasil ciptaan dari kegiatan itu
ialah suatu kebulatan organis dalam sesuatu
bentuk tertentu dari unsur-unsur bersifat ekpresif yang termuat dalam suatu
medium inderawi.
Seni
dan hasil karya seni haruslah merupakan suatu kebulatan yang bersifat organis. Sifat organis
berlawanan dengan sifat mekanis. Suatu
kebulatan dari unsur-unsur yang bersifat mekanis dapat dianggap tersusun dari
luar dan tidak saling melekat. Oleh
karena itu, masing-masing unsur dapat saling tukar tempat tanpa merusak
kebulatan yang bersangkutan.
Karya
seni merupakan sebuah benda yang dapat di lihat, di dengar, atau di lihat
sekaligus di dengar. Yang di sebut seni yaitu berupa nilai, apa yang di sebut
indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai. Apa yg di sebut
seseorang indah belum tentu indah bagi orang lain.
Nilai sifatnya
subjektif, yaitu berupa tanggapan individu terhadap sesuatu hasil seni
berdasarkan pengelaman dan pengetahuannya. Tanggapan individu terhadap suatu
benda seni akan membangkitkan kualitas nilai tertentu sesuai dengan nilai-nilai
seni yang dikenal dan dialamai si individu. Tentu saja hal ini terjadi kalau
benda seni itu sendiri memang mengandung atau menawarkan nilai-nilai
objektifnya.
Dalam benda seni
terbawa nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat si seniman, entah si seniman
menyetujui nilai-nilai masyarakatnya, menolaknya atau memberi tafsir baru atas
nilai-nilai tersebut. Inilah
pentingnya mengapa penanggap atau seniman perlu mempelajari sejarah seni
bidangnya. Dari pengetahuan ini seseorang akan lebih mampu menciptakan
nilai-nilai baru atau bagi penanggap akan lebih memudahkan menemukan
nilai-nilai dalam benda seni yang dihadapi.
Back To Home