Sebuah karya seni adalah sebuah wujud
inderawi yang membangkitkan pengalaman perasaan tertentu pada seseorang. Pengelaman perasaan ini
disebut pengalaman seni atau pengalaman estetik. Pengalaman seni tentu
bukan satu-satunya dasar dalam kegiatan seni, sebab juga melibatkan aktivitas
berfikir, perasaan, pengindraan, berbagai intuisi dan lain-lainnya. Pengalaman
seni pada dasarnya melibatkan unsur perasaan
yang merupakan kekuatan utama yang menggerakkan dan mendasari
unsur-unsur potensi manusia yang lain.
Setiap pengalaman seni selalu memiliki
suatu pola, suatu pengalaman terdiri atas berbagai unsur pengalaman (visual,
audio, rabaan, audio-visual, berbagai jenis perasaan, pemikiran, dan hal-hal
praktis) yang satu sama lain menyusun hubungannya sendiri. Pola antar unsur
inilah yang dinamai pola atau struktur, dan struktur hubungan inilah yang
memberikan makna pada pengalaman tersebut.
Kualitas pengalaman yang di alami
seorang penanggap seni sebenarnya yang disebut seni. Kualitas pengalaman itu
tumbuh dan ada dalam diri penanggap seni. Perasaan yang muncul
dan pikiran yang bergolak berada dalam diri orang itu, bukan dalam benda seni. Namun, tentu saja benda
seni merupakan pemicu munculnya tanggapan seseorang yang berupa pengalaman
estetik. Dengan
demikian, pengalaman seni di ciptakan oleh si penanggap itu sendiri. Seseorang
yang kaya akan pengalaman seni dan pengetahuan seni akan lebih mampu
mengembangkan, memperkaya, dan memberikan kedalaman pengalaman seninya. Dalam
hal ini tentu saja kalau benda seni itu sendiri mengandung potensi
membangkitkan pengalaman tersebut.
Seseorang memiliki suatu pengalaman seni
(terhadap benda seni) pada dasarnya karena orang tersebut berada dalam pesona
sihir yang dipancarkan oleh benda seni. Kualitas pesona atau
sensasi inilah yang sebenarnya dialami seseorang dalam pengalaman seninya.
Terjadinya pengalaman seni terhadap sebuah benda
seni amat tergantung pada penanggap seni tersebut. Pengalaman seni, atau
seni itu sendiri sebenarnya ada dalam diri si penanggap, bukan pada benda seni. Seni itu ada dalam jiwa
masing-masing orang. Jiwa
seni individu itu terbangkitkan oleh rancangan benda seni. Inilah sebabnya ahli
estetika Benedetto Croce mengatakan bahwa benda seni itu tidak ada, yang ada
adalah pengalaman seni yang ada dalam tiap jiwa penanggap seni. Dengan demikian,
pengalaman seni baru terjadi kalau penanggap aktif membangun atau menciptakan
sendiri pengalamannya terhadap benda seni (Jakob Sumardjo, 2000:161-164).
Back To Home