Masjid Keramat Kerinci
Mesjid Keramat Koto Tuo Pulau
Tengah merupakan salah satu mesjid kuno yang tertua di Kerinci yang banyak di
terapi ornamen. Masjid tersebut masih berfungsi sampai sekarang dan menjadi
salah satu cagar budaya yang di lindungi oleh pemerintah. Pada awalnya, Masjid
Keramat Koto Tuo Pulau Tengah itu bernama Jik
Uluk Ngoh (Masjid Pulau Tengah).
Masjid Keramat Koto Tuo Pulau
Tengah telah beberapa kali mengalami pemugaran pada bagian-bagian tertentu,
seperti pada bagian bawah atap tumpang tiga. Dahulu, menurut penduduk, di bawah
atap tersebut di penuhi oleh ornamen dengan dasar tembus sebagai ventilasi
untuk sirkulasi udara agar lancar ke ruangan masjid. Di samping itu, ventilasi
juga berfungsi sebagai lobang keluarnya suara orang mengumandangkan adzan,
tanda masuknya waktu sholat yang bisa di dengar oleh penduduk. Tempat
mengumandangkan adzan itu berada di tengah-tengah tiang Tuo (tua)/tiang tiang tengah yang berdekatan dengan ventilasi
tersebut. Di bongkarnya ornamen dan di tutup rapat dengan papan supaya burung-burung
tidak masuk ke dalam masjid. Sebelum di tutup, burung-burung berterbangan dan
inggap di atas alang, sehingga kotorannya berserakan di dalam masjid. Pemugaran
juga di lakukan pada tiang bagian depan yang telah rusak. Tiang bekas tersebut
kini masih di simpan di dalam masjid.

Di lihat dari kenyatan di lapangan,
keberadaan Masjid Keramat Koto Tuo Pulau Tengah beserta ornamen yang di
terapkan merupakan kebanggan masyarakat setempat. Namun penggunaan motif yang
terdapat di Masjid Keramat Koto Tuo Pulau Tengah itu sudah tidak nampak lagi di
tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tidak mengetahui motif-motif apa yg di
terapkan di Masjid Keramat Koto Tuo Pulau Tengah apalagi cara membuat, alat,
fungsi, dan makna yang di usungnya. Di samping itu, masyarakat pada umumnya
lebih suka menggunakan produk berukir dari daerah luar yang menjadi tren
mengisi rumahnya sesuai dengan perkembangan zaman. Generasi penerus yang pandai
membuat ornamen dan mengukir sudah tidak nampak lagi, dan kurang berminat
terhadap ornamen yang di ciptakan oleh nenek moyang mereka.
Back To Home